Jumat, 21 Desember 2012

Ayoo! jangan lupa Al-Qur'annya :D




"Percuma kita memerangi umat Islam, dan tidak akan mampu menguasainya selama di dada pemuda-pemuda Islam ini bertengger Al-Qur’an. Tugas kita sekarang adalah mencabut Al-Qur’an di hati-hati mereka, baru kita akan menang dan menguasai mereka. Minuman keras dan musik lebih menghancurkan ummat Muhammad daripada seribu meriam, oleh karena itu, tanamkanlah dalam hati mereka rasa cinta terhadap materi dan seks." (Gleed Stones mantan PM Inggris)

Orang kafir sadar bahwa memerangi umat Islam tak akan menang dengan kekuatan fisik, karena itu mereka menyebarkan makar dengan tipudaya kesenangan dalam 'kebebasan' untuk membuat iman kaum Muslimin lemah dan meninggalkan aturan Islam, sehingga mudah bagi mereka menaklukkan kaum Muslimin, dan ingat yang menjadi target atau 'peluru' no 1 adalah wanita. Kenapa? karena wanita adalah fitnah terbesar bagi laki-laki.

Mari tingkatkan mengaji ;;)

Anak kecil pun mengerti.... Bagaimana dengan kita?



Dalam sebuah riwayat mengisahkan bahwa ada seorang lelaki tua sedang berjalan-jalan di tepi sungai, sedang dia berjalan-jalan dia terpandang seorang anak kecil sedang mengambil wudhu’ sambil menangis.
Orang tua itu melihat anak kecil tadi menangis,

dia pun berkata, “Wahai anak kecil kenapa kamu menangis?”
Maka berkata anak kecil itu, “Wahai paman saya telah membaca ayat al-Qur’an sehingga sampai kepada ayat yang berbunyi, “Yaa ayyuhal ladziina aamanuu quu anfusakum” yang bermaksud, ” Wahai orang-orang yang beriman, jagalah olehmu sekalian akan dirimu.” Saya menangis sebab saya takut akan dimasukkan ke dalam api neraka.”

Berkata orang tua itu, “Wahai anak, janganlah kamu takut, sesungguhnya kamu terpelihara dan kamu tidak akan dimasukkan ke dalam api neraka.”

Berkata anak kecil itu, “Wahai paman, paman adalah orang yang berakal, tidakkah paman melihat ketika orang menyalakan api maka yang pertama sekali yang mereka akan letakkan ialah ranting-ranting kayu yang kecil dahulu kemudian baru mereka letakkan yang besar. Jadi tentulah saya yang kecil ini akan dibakar dahulu sebelum dibakar orang dewasa.”

Berkata orang tua itu, sambil menangis, “Sesungguh anak kecil ini lebih takut kepada neraka daripada orang yang dewasa maka bagaimanakah keadaan kami nanti?”

SUBHANALLAH..

Pelajaran berharga untuk kita, betapa pola pikir lugu sang anak membawanya menjadi sosok yang begitu takut kepada neraka. maka bagaimana dengan kita? sudahkah kita yang dewasa dan mengaku banyak ilmu  telah benar-benar menyadari adanya neraka?
semoga kita senantiasa mengingat akhir kehidupan kita.

Kisah X dan Y



ini kisah X dan Y yang sedang menikmati perjalanan dengan angkutan kota. X dan Y, teridentifikasi sebagai makhluk dengan kromosom XX yang entah bagaimana sepertinya disusupi gen untuk tak henti berkisah.
X : Aku sedih ya, objek KKN aku jarang shalat padahal pake jilbab. Aku yang pakai jilbab sedih donk, masa jilbab dibilang panas sama ibunya...
Y : :)
X : Makanya aku berpikir, kita nggak bisa lihat orang dari jilbabnya. Makanya aku yang tadinya pake jilbab lebar, didobel, sekarang aku nggak lagi. Aku khawatir ilmu aku belum sampai...
Y : *geleng-geleng kepala kuat-kuat*
X : Tapi aku masih ikut aturan kok, jilbab sampai dada.
Y : *Hening lama, mengatur nafas, mengelola riak, mengolah kata, memindahkan topik hingga tenang.* X, mendobel jilbab itu bukan karena seseorang lebih baik dari yang lain. Tapi karena keadaan. Model jilbab sekarang kan tipis-tipis semua, sampai ada yang bilang macam saringan tahu. Karena tipis itu makanya terpaksa didobel. Kan perintah Allah menutup aurat, bukan membungkus aurat. Kalau membungkus, macam kado, ada kemungkinan kadonya tetap kelihatan kan? Cuma ditambah hiasan. Tapi kalau menutup ya sudah ditutup semua. Kalau jilbab, menutup, itu termasuk bentuk lehernya, atau malah mungkin warna kulit lehernya sendiri. *Aku bisa melihat lehermu dari sini, sista.*
(Urutan kalimat disesuaikan demi efisiensi cerita tanpa mengurangi substansi pokoknya.)
Tidak untuk mendiskreditkan seseorang atau sekelompok orang.
Hanya karena sayang.
Mari berbenah diri bersama.

message for akhwat


Akhwat sejati tidak dilihat dari jilbabnya yang anggun, tetapi dilihat
dari kedewasaannya dalam bersikap.

Akhwat sejati tidak dilihat dari retorikanya ketika aksi, tetapi
dilihat dari kebijaksanaannya dalam mengambil keputusan.

Akhwat sejati tidak dilihat dari banyaknya ia berorganisasi, tetapi
sebesar apa tanggungjawabnya dalam menjalankan amanah.

Akhwat sejati tidak dilihat dari kehadirannya dalam syuro’, tetapi
dilihat dari kontribusinya dalam mencari solusi dari suatupermasalahan.

Akhwat sejati tidak dilihat dari tasnya yang selalu membawa Al -
Qur’an, tetapi dilihat dari hafalan dan pemahamannya akan kandungan
Al- Qur’an tersebut.

Akhwat sejati tidak dilihat dari aktivitasnya yang seabrek, tetapi
bagaimana ia mampu mengoptimalisasi waktu dengan baik.

Akhwat sejati tidak dilihat dari IP-nya yang cumlaude, tetapi bagaimana
ia mengajarkan ilmunya pada umat.

Akhwat sejati tidak dilihat dari tundukan matanya ketika interaksi,
tetapi bagaimana ia mampu membentengi hati.

Akhwat sejati tidak dilihat dari partisipasinya dalam menjalankan
kegiatan, tetapi dilihat dari keikhlasannya dalam bekerja.

Akhwat sejati tidak dilihat dari sholatnya yang lama, tetapi dilihat
dari kedekatannya pada Robb di luar aktivitas sholatnya.

Akhwat sejati tidak dilihat kasih sayangnya pada orang tua dan teman -
teman, tetapi dilihat dari besarnya kekuatan cinta pada Ar – Rahman
Ar- Rahiim..

Akhwat sejati tidak dilihat dari rutinitas dhuha dan tahajjudnya,
tetapi sebanyak apa tetesan air mata penyesalan yang jatuh ketika sujud

Akhwat sejati tidak dilihat dari rutin dan konsistennya menggunakan
jilbab dan tidak akan menganggap dirinya lebih sempurna dibandingkan
para akhwat lainnya yang belum berhijab,

tetapi bagaimana ia mampu
membimbing dengan penuh kesabaran & keikhlasan para akhwat lainnya supaya menggunakan jilbabnya dengan konsisten.