Senin, 06 Oktober 2014

perhitungan angka kuman

 LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI-VIROLOGI
“PERHITUNGAN ANGKA KUMAN”

                             *lambang ffs uhamka*

Di susun Oleh :
Adita Parasanti 
Anggun Maulia 
Dista Mandasari 
Lia Hasanah 
                                                Novi Yanti 


          
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
JURUSAN FARMASI
JAKARTA
2014



        BAB I    
                                                  PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Dialam terdapat banyak mikroorganisme yang hidup. Mikroorganisme yang terdapat dialam tersebut terdapat dalam bentuk kumpulan massa/sel koloni. Untuk mempelajari suatu jenis koloni dan sifat mikroorganisme terlebih dahulu. Setelah dibiakan, kita perlu menghitung atau menentukan banyaknya mikroba untuk mengetahui seberapa jauh sampel itu tercemar oleh mikroba. Dengan mengetahui jumlah mikroba, maka dapat diketahui kualitas mikrobiologi dari bahan tersebut (makanan,minuman,dll). Bahan yang dikatakan baik jika jumlah mikroba  yang terkandung dalam bahan tersebut masih dibawah jumlah standar yang telah ditentukan oleh suatu lembaga. Kandungan mikroba pada suatu bahan juga sangat menentukan tingkat kerusakannya, serta dapat ditentukan oleh tingkat kelayakan untuk dikonsumsi.

1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
-          Praktikan dapat menghitung jumlah bakteri yang tumbuh dari sampel praktik yang sebelumnya
-          Dapat menghitung jumlah kuman aerob yg terdapat dalam produk obat,obat tradisional,makanan,kosmetika dan alat kesehatan.
-          Dapat menghitung jumlah koloni yg tumbuh disetiap pengenceran
-          Dapat mengetahui cara menghitung kuman




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Perhitungan angka kuman
Menentukan banyaknya mikroba dalam suatu bahan dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa jauh bahan itu tercemar oleh mikroba. Dengan mengetahui jumlah mikroba, maka dapat diketahui kualitas mikrobiologi dari bahan tersebut.
Jumlah mikroba dapat dihitung dengan beberapa cara, namun secara garis besar dibedakan menjadi :
1.      Cara langsung
Hasil perhitungan secara langsung menunjukan seluruh jumlah mikroba yang masih hidup maupun yang sudah mati. Caranya :
a.       Pembuatan preparat sederhana yg diwarnai
b.      Menggunakan ruang hitung
2.      Cara tidak langsung
Hasil perhitungan akan menunjukan jumlah mikroba yang masih hidup saja. Caranya :
a.       menghitung total jumlah mikroba
b.      cara pengenceran
c.       memperkirakan jumlah terkecil mikroba yg ada
d.      cara kekeruhan
Cara ini dapat digunakan untuk bahan padat maupun cair. Khusus untuk bahan padat maka sebelum dilakukan perhitungan bahan itu perlu dilakukan pelarutan atau dibuat suspensi, dengan memperhitungkan faktor pengencerannya.
Syarat koloni yang ditentukan untuk dihitung adalah :
a.       Satu koloni dihitung 1 koloni
b.      Dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni
c.       Beberapa koloni yg berhubungan dihitung 1 koloni
d.      Dua koloni yang berhimpitan dan masih dapat dibedakan dihitung 2 koloni
e.       Koloni yang lebih besar dari setengah cawan tidak dihitung
f.       Koloni yang besarnya kurang dari setengah luas cawan dihitung 1 koloni.

Standar perhitungan
jumlah koloni = jumlah koloni x 1/faktor pengenceran
a.       Cawan yang dipilih adalah yang mengandung jumlah koloni 30-300 koloni.
b.      Hasil yang dilaporkan terdiri dari dua angka yaitu angka pertama didepan koma dan angka kedua dibelakang koma. Jika angka ketiga lebih besar dari 5 maka harus dibulatkan satu angka lebih tinggi daripada angka kedua.
c.       Jika semua pengenceran menghasilkan angka kurang dari 30 koloni, maka hanya koloni pada pengenceran terendah yg dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai kurang dari 30 koloni dikalikan dengan faktor pengenceran tetapi jumlah sebenarnya harus dicantumkan dengan tanda kurung.
d.      Jika semua pengenceran menghasilkan angka lebih dari 300 koloni maka hanya koloni pada pengenceran tertinggi yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai lebih dari 300 koloni dikalikan dengan faktor pengenceran tetapi jumlah sebenarnya harus dicantumkan dengan tanda kurung.
e.       Jika semua pengenceran menghasilkan angka 30-300 koloni maka harus dibuat perbandingan. Jika perbandingannya < 2 maka yang dilaporkan adalah rata – rata pengenceran tetapi jika perbandingannya > 2 maka yg dilaporkan adalah pengenceran terendah.
f.       Jika digunakan dua cawan petri (duplo) per pengenceran, maka data yang diambil harus dari kedua cawan tersebut meskipun salah satu dari cawan duplo tidak memenuhi syarat 30-300 koloni.


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
1.      Praktikum perhitungan angka kuman
A.    Alat dan bahan
·         Cawan petri steril
·         Tabung reaksi
·         Pipet volume
·         Vortex
·         Bunsen
·         Tanah sampah
·         Aquadest steril
·         Medium petri PDA
·         Kapas
·         Inkubator
·         Kertas yellowpage
·         Masker
·         Sarung tangan

B.     Cara kerja
1.      timbang tanah 1 gram
2.      tanah seberat 1 gram dimasukan kedalam aquadest steril 9ml (tabung pengenceran 10-1) secara aseptis dan divortex, lalu ambil 1 ml larutan masukan dalam aqua dest steril (pengenceran 10-2) dan selanjutnya dilakukan pengenceran bertingkat sampai 10-7
3.      dari masing-masing tiga pengenceran terakhir (10-5,10-6,10-7) diambil 0,1ml untuk ditanam
4.      inkubasi pada suhu 370C selama 24 jam
5.      koloni akan tumbuh pada ketia cawan tersebut
6.      hitung jumlah mikroba pada masing masing petri tersebut

BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
A.    Hasil perhitungan angka kuman
10-5
10-6
10-7
SPC (standar plate count)
3
0
3
<3,0 x 106 (3 x 105)  CFUs
Perhitungan:
Jumlah koloni = jumlah koloni x 1/faktor pengenceran
                          <30 x 1/10-5 ( 3 x 1/10-5)
                                  <3,0 x 10 x 105 ( 3 x 105)
                          <3,0 x 106 (3 x 105) CFUs
Pembahasan :
Pada hasil pengamatan praktikum kami pada cawan petri 10-5 terdapat 3 koloni , pada cawan petri 10-6 tidak ada koloni dan pada cawan petri 10-7 terdapat 3 koloni pula. Maka dari itu kelompok kami mendapatkan angka kurang dari 30 koloni dan yang dihitung adalah pengenceran terendah dan yang memenuhi angka untuk dilaporkan kelompok kami adalah pada cawan petri 10-5 dengan hasil jumlah koloni adalah <3,0 x 106 (3 x 105) CFUs

BAB V
      KESIMPULAN.
1.      Perhitungan angka kuman untuk menghitung jumlah koloni yang tumbuh disetiap pengenceran
2.      Fungsi pengenceran adalah untuk memperkecil jumlah bakteri
3.      Perhitungan angka kuman terbagi menjadi dua cara yaitu cara langsung dan tidak langsung
4.      Satndar perhitungan yang kelompok kami pakai adalah kurang dari 30 koloni
           
 Daftar pustaka.


Anonim,2010. http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri ( 06/10/14 2.12 pm)

Kamis, 02 Oktober 2014

sistem gerak

BAB I
PENDAHULUAN
1.1              LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan mahkluk hidup khususnya terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan tentang sistem gerak pada manusia. Sehingga kita perlu mempelajarinya lebih baik agar dapat menambah ilmu pengetahuan kita. Dalam tubuh manusia terdapat bagian – bagian tubuh yang mempunyai fungsi berbeda dan merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya.
Jika bagian yang satu tidak berfungsi maka bagian lainnya akan terganggu sehingga manusia mengalami gangguan kesehatan. Disinilah perlunya kita memahami fungsi dan cara kerja setiap bagian dari tubuh manusia agar kita dapat memahami dan mengetahui cara menangani terhadap berbagai permasalahan yang terjadi dalam tubuh manusia.
Jika seluruh bagian tubuh manusia bekerja dengan baik maka kondisi kesehatan manusia tetap stabil. Berfungsinya satu bagian dari tubuh manusia sangat tergantung dengan berfungsinya bagian tubuh yang lain hal ini menunjukan bahwa interaksi antar bagian dari tubuh manusia akan berjalan baik jika setiap bagian pada tubuh manusia berfungsi dengan baik.
Untuk itu kita perlu mempelajari dan memahami secara sistematik fungsi dan cara kerja setiap bagian dari tubuh manusia, disamping itu kita perlu mengetahui apa saja yang dibutuhkan untuk melindungi setiap tubuh manusia agar dapat berfungsi dengan baik.
1.2    TUJUAN PENULISAN
Dari latar belakang diatas maka tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk :
a.         Menambah pengetahuan tentang pengertian sistem gerak
b.         Menambah pengetahuan tentang rangka
c.         Menambah pengetahuan tentang tulang
d.         Menambah pengetahuan tentang sendi
e.         Menambah pengetahuan tentang otot
f.          Menambah pengetahuan tentang kelainan dan otot


1.3          MANFAAT PENULISAN
Dari tujuan diatas maka manfaat yang diharapkan dalam penulisan makalah ini          adalah :
a.         Mahasiswa dapat mengetahui tentang pengertian sistem gerak
b.         Mahasiswa dapat mengetahui tentang rangka
c.         Mahasiswa dapat mengetahui tentang tulang
d.         Mahasiswa dapat mengetahui tentang sendi
e.         Mahasiswa dapat mengetahui tentang otot
f.          Mahasiswa dapat mengetahui tentang kelainan dan otot

























                                                                        BAB II
     PEMBAHASAN

2.1     PENGERTIAN SISTEM GERAK
Gerak
Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum gerak dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian dari tubuh mahkluk hidup. Mahkluk hidup akan bergerak apabila ada impuls atau rangsangan yang mengenai sebagian atau seluruh bagian tubuhnya. Pada hewan dan manusia dapat mewakili pengertian gerak secara umum dan dapat dilihat dengan kasat mata atau secara nyata.
Gerak pada manusia dan hewan menggunakan alat gerak yang tersusun dalam sistem gerak. Sedangkan untuk tumbuhan, gerak yang dilakukan tidak akan terlihat oleh kasat mata karena terjadi di dalam suatu organ atau sel tumbuhan. Dengan demikian tidak dapat disamakan arti gerak pada seluruh mahkluk hidup. Gerak pada tumbuhan juga melibatkan alat gerak. Tetapi alat gerak yang digunakan tergantung dari impuls atau rangsangan yang mengenai sel/jaringan/organ tumbuhan tersebut.

Alat gerak
Alat-alat gerak yang digunakan pada manusia dan hewan ada 2 macam yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Kedua alat gerak ini akan bekerja sama dalam melakukan pergerakan sehingga membentuk suatu sistem yang disebut sistem gerak.
Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat melakukan pergerakannya sendiri tanpa adanya alat gerak aktif yang menempel pada tulang, maka tulang-tulang manusia dan hewan akan diam dan tidak dapat membentuk alat pergerakan yang sesungguhnya. Walaupun, merupakan alat gerak pasif tetapi tulang mempunyai peranan yang besar dalam sistem gerak manusia dan hewan.
Otot disebut alat gerak aktif karena otot memiliki senyawa kimia yaitu protein aktin dan myosin yang bergabung menjadi satu membentuk aktomiosin. Dengan aktomiosin otot dapat bergerak, sehingga pada saat otot menempel pada tulang dan bergerak dengan otomatis tulang juga akan bergerak. Dengan memiliki aktomiosin ini otot mempunyai sifat yang lentur atau fleksibel dan mempunyai kemampuan untuk memendekkan serabut ototnya (pada saat kontraksi) dan memanjangkan serabut ototnya (pada saat relaksasi/kembali pada posisi semula)

2.2 RANGKA
            Rangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi beberapa organ lunak. Rangka atau tulang pada tubuh manusia termasuk salah satu alat gerak pasif karena tulang baru akan bergerak bila digerakkan oleh otot.sedangkan unsur pembentuk tulang pada manusia adalah unsur kalsium dalam bentuk garam yang direkatkan oleh kalogen. Dalam perkembangannya bentuk tulang dan rangka tubuh yang disusunnya dapat mengalami kelainan yang disebabkan oleh gangguan yang dibawa sejak lahir, infeksi penyakit , faktor gizi atau posisi tubuh yang salah. Hubungan antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya dihungkan oleh persendian (sendi). Pada rangka terdapat dua rangka utama, yaitu :
1.      Rangka axial (kerangka sumbu) terdiri atas kepala dan badan. Termasuk tulang tengkorak, tulang belakang, tulang dada, tulang iga.
2.      Rangka apendikuller terdiri atas anggota gerak atas dan anggota gerak bawah.
Fungsi rangka pada manusia, yaitu :
1.      Sebagai penegak tubuh
2.      Sebagai pembentuk tubuh
3.      Sebagai tempat melekatnya otot (otot rangka)
4.      Sebagai pelindung bagian tubuh yang penting
5.      Sebagai tempat pembentukan sel darah merah
6.      Sebagai alat gerak pasif
Bagian-bagian kerangka manusia :
1.      Bagian tengkorak (kepala)
Tersusun dari tulang pipih yang berfungsi sebagai tempat pembuatan sel-sel darah merah dan sel – sel darah putih.
            Terdiri dari :
·         1 Tulang dahi
·         2 Tulang langit-langit
·         1 Tulang lidah
·         2 Tulang tapis
·         2 Tulang baji
·         1 Tulang tengkorak
·         2 Tulang hidung
·         2 Tulang pelipis
·         2 Tulang rahang bawah
·         2 Tulang ubun-ubun
·         2 Tulang air mata
·         2 Tulang pipi
·         2 Tulang rahang atas       
2.      Bagian badan
Bagian badan tterbagi menjadi 5 kelompok, yaitu :
a.       Ruas-ruas tulang belakang (33 ruas)
b.      Tulang rusuk (12 pasang)
7 pasang tulang rusuk sejati
3 pasang tulang rusuk palsu
2 pasang tulang rusuk melayang
c.       Tulang dada, terdiri dari :
Tulang hulu
Tulang badan
Tulang pedang - pedangan
d.      Gelang bahu, terdiri dari :
2 Tulang selangka (kiri dan kanan)
       2 Tulang belikat (kiri dan kanan)
e.       Gelang panggul, terdiri dari :
2 Tulang duduk (kiri dan kanan)
       2 Tulang kemaluan (kiri dan kanan)

3.      Bagian anggota gerak
Anggota gerak dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1)      Anggota gerak atas (tangan kiri dan kanan) terdiri dari :
*       2 Tulang pengumpil
*      2 Tulang lengan atas
*      2 Tulang hasta
*      16 Tulang pergelangan tangan
*      10 Tulang telapak tangan
*      28 Ruas tulang jari tangan
2)      Anggota gerak bawah (kaki kiri dan kanan) terdiri dari :
*      2 Tulang paha
*      2 Tulang tempurung lutut
*      2 Tulang kering
*      2 Tulang betis
*      14 Tulang pergelangan kaki
*      10 Tulang telapak kaki
*      28 Ruas tulang jari kaki

2.3         TULANG  
        Tulang dapat dibedakan berdasarkan jaringan penyusunnya dan sifat – sifat fisik yaitu :
1.      Tulang rawan / tulang muda / cartilago
Cartilago berfungsi untuk melindungi bagian ujung epifise tulang, terutama dalam proses osifikasi. Osifikasi adalah proses perubahan tulang rawan menjadi tulang keras (penulangan). Cartilago banyak dijumpai pada masa bayi terutama pada saat proses perkembangan embrio menjadi fetus. Pembentukan rangka fetus didominasi oleh cartilago. Seiring dengan perkembangan fetus menjadi bayi dan memasuki usia pertumbuhan serta dewasa maka cartilage ini akan mengalami peristiwa osifikasi. Tetapi tidak semua cartilago dalam tubuh, masih ada beberapa yang tetap menjadi cartilago. Seperti dijumpai pada trachea/tenggorokan, daun telinga,hidung bagian ujung,ruas-ruas persendian tulang.
 Cartilago tersusun atas condrin yaitu cairan kental yang banyak mengandung zat perekat kolagen yang tersusun atas protein dan sedikit zat kapur/carbonat. Dengan adanya condrin ini dapat memberikan sifat lentur pada cartilago. Pada anak-anak cartilage lebih banyak mengandung sel pembentuk tulang rawan daripada matriks sedangkan pada orang dewasa berkebalikan. Pada orang dewasa banyak terdapat pada ujung-ujung tulang rusuk, laring, trakea, bronkus, hidung, telinga, antar ruas-ruas tulang belakang. Apabila anak-anak mengalami patah tulang cepat menyambung kembali karena anak-anak masih banyak memiliki tulang rawan, sehingga bila patah mudah menyambung kembali.
Cartilago dibentuk oleh zat pembentuk tulang rawan yang disebut dengan condrosit. Tulang rawan berawal dari selaput tulang rawan yang disebut pericondrium. Pericondrium berfungsi untuk memberikan kebutuhan nutrisi bagi cartilage karena banyak mengandung pembuluh darah. Dalam pericondrium banyak mengandung condroblast yaitu sel pembentuk condrosit.
      Cartilago berdasarkan kandungan matriksnya dibedakan menjadi :
a.       Cartilago hialin
Cartilago ini memiliki kandungan matriks homogen yang kaya akan serabut kolagen, transparan dan halus. Cartilago hialin bersifat lentur/elastic dan kuat. Pada tubuh dapat dijumpai pada organ permukaan persendian, tulang iga dan pada saluran respirasi terutama pada dinding trakea yang berbentuk cincin.
b.      Cartilago fibrosa/serabut
Cartilago ini memiliki kandungan matriks berupa berkas-berkas serabut kolagen. Cartilago fibrosa bersifat kurang lentur. Dapat dijumpai pada ruas-ruas tulang belakang, tulang tempurung lutut (tendon dan ligamentum) dan tulang gelang panggul.
c.       Cartilago elastin/elastic
Cartilago ini memiliki kandungan matriks berupa serabut elastic berwarna kuning yang bercabang-cabang. Bersifat lentur/elastic dan tidak akan berubah menjadi tulang sejati bila manusia beranjak dewasa dapat dijumpai pada ujung hidung/cuping,saluran eustachius (pada telinga bagian tengah) dan daun telinga.

2.      Tulang keras / tulang sejati / osteon
Tulang keras dibentuk oleh sel pembentuk tulang (osteoblast) ruang antar sel tulang keras banyak mengandung zat kapur, sedikit zat perekat, bersifat keras. Zat kapur tersebut dalam bentuk kalsiun karbonat dan kalsium fosfat yang diperoleh atau dibawa oleh darah. Dalam tulang keras terdapat saluran havers yang didalamnya terdapat pembuluh darah yang berfungsi mengatur kehidupan sel tulang. Tulang keras berfungsi untuk menyusun sistem rangka.
Fungsi osteon, yaitu :
§  Sebagai penyusun sistem rangka tubuh
§  Sebagai pelindung organ-organ yang vital
Terbentuk melalui proses :
v  Osifikasi
Pada peristiwa ini tulang rawan akan terisi dengan matriks calcium, protein,sedikit zat perekat kolagen sehingga akan membuat tulang sejati bersifat kaku/tidak lentur dan membuat tulang mudah retak atau patah. Secara perlahan matriks tulang rawan akan terisi oleh calcium dan fosfor, hal inilah yang membuat osteon menjadi keras.
v  Klasifikasi
Yaitu proses pengisian calcium carbonat pada peristiwa osifikasi.
Pembentukan sel tulang sejati disebut osteosit, osteosit ini akan dibentuk oleh osteoblast yaitu sel tulang muda yang nantinya akan membentuk osteosit/perombak sel-sel tulang. Selaput pelindung carbonat dan calcium phospat.
Apabila tulang dipotong secara melintang dan dilihat dengan mikroskop akan tampak gambaran suatu sistem yang disebut sistem havers/haversii yaitu suatu kesatuan sel-sel tulang dan matriks tulang mengelilingi suatu pembuluh darah dan saraf yang membetnuk suatu sistem.
didalam sistem ini terdapat lamella konsentris atau lingkaran-lingkaran yang merupakan kesatu pembuluh darah dan sel saraf. Selain itu dalam lamella konsentris terdapat rongga/ cawan tempat sel tulang berada yang disebut lakuna, jika sel tulang teah mati hanya akan nampak ronggga/lekuknya saja. Antar lakuna dihubungkan dengan saluran kecil berupa kanal yang disebut dengan kanalikuli yang berfungsi untuk menyalurkan kebutuhan nutrisi sel tulang dalam pertumbuhannya. Saluran ini tersusun dari pembuluh darah dan sel saraf.
Contoh tulang keras : tulang paha , tulang lengan, tulang betis, tulang selangka.

Pembagian tulang berdasarkan bentuknya, yaitu :
ü  Tulang pipa/panjang
Tulang ini pada umumnya berbentuk tabung berongga dan memanjang. Pada kedua bagian ujungnya terjadi perluasan tulang. Fungsi dari perluasan ini untuk berhubungan dengan tulang yang lain. Pada rongga tulang ini berisi sumsum kuning dan lemak.
Tulang pipa terbagi menjadi 3 bagian yaitu epifisse yaitu bagian dikedua ujung tulang yang berbentuk bonggol/membulat, kemudian bagian tengah tulang yanng disebut diafase. Daerah antara diafase dengan epifise terdapat cakraepifise tepatnya lebih mengarah pada dekat ujung epifise yang tersusun dari cartilago yang aktif membelah pada usia pertumbuhan. Pada orang dewasa cakraepifise ini sudah menulang.
ü  Tulang pipih
Tulang pipih berbentuk gepeng, memipih, tipis. Tulang ini tersusun  dari 2buah lempengan tulang kompak dan tulang spons. Rongga diantara kedua lempengan tulang tersebut terisi sum-sum merah.
ü  Tulang pendek
Tulang pendek berbentuk bulat dan pendek tidak beraturan atau silinder kecil. Rongga atau tulang pendek berisi sumsum merah.
                        Pembagian tulang berdasrkan matriksnya :
Ø  Tulang kompak/padat
Yaitu merupakan tulang yang memilliki matriks padat dan rapat. Tidak dijumpai adanya celah tanppa matriks dalam rongga tulang ini. Dapat dijumpai pada tulang pipa/tulang panjang.
Ø  Tulang spons/bunga karang
Yaitu merupakan tulang yang memiliki matriks yang tidak padat/berongga. Dapat dijumpai pada tulang pipih dan tulang pendek.

2.4                   SENDI
Persendian/artikulasi merupakan hubungan antara 2 buah tulang. Struktur khusus yang terdapat pada artikulasi yang dapat memungkinkan untuk pergerakan disebut dengan sendi.
Persendian / artikulasi dapat dibedakn menjadi :
1.      Sinarthrosis
Disebut juga sebagai sendi mati. Yaitu hubungan antara 2 tulang yang tidak dapat digerakkan sama sekali. Persendian ini tidak memiliki celah sendi dan dihubungkan dengan jaringan serabut. Dijumpai pada hubungan tulang pada tulang-tulang tengkorak yang disebut sutura/suture.
2.      Amfiathrosis
Disebut juga dengan sendi kaku. Yaitu hubungan  antara 2 tulang yang dapat digerakan secara terbatas. Persendian ini dihubungkan dengan cartilago, dijumpai pada hubungan ruas-ruas tulang belakang, tulang rusuk dengan tulang belakang.
3.      Diarthosis
Disebut juga sendi hidup. Yaitu hubungan antara 2 tulang yang dapat digerakkan secara leluasa atau tidak terbatas. Untuk melindungi bagian ujung-ujung tulang sendi, didaerah persendian terdapat rongga yang berisi minyak sendi/cairan synovial yang berfungsi sebagai pelumas sendi.
            Sendi dapat dibedakan menjadi :
*      Sendi engsel
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan hanya satu arah saja.
*      Sendi pelana
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan kedua arah.
*      Sendi putar
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan salah satu tulang berputar terhadap tulang yang lain sebagai porosnya.
*      Sendi peluru
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan kesegala arah/gerakan bebas.
*      Sendi geser
*      Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan satu bidang saja atau gerakan bergeser.
*      Sendi luncur
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan getaran bedan melengkung kedepan (membungkuk) dan kebelakang serta gerakan memutar (menggeliat)
*      Sendi gulung
Yaitu hubungan antar tulang yang gerakan tulangnya seolah-olah mengitari tulang yang lain.
*      Sendi ovoid
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan berporos dua, dengan gerak kekiri dan kekanan, gerakan maju dan mundur, gerakan depan dan belakang. Ujung tulang yang satu berbentuk oval dan masuk kedalam suatu lekuk yang berbentuk elips.




2.5                   OTOT

Jaringan otot
            Sekitar 40% berat tubuh terbentuk atas otot. Otot melakukan semua gerakan tubuh. Otot mempunyai sel-sel yang tipis dan panjang, yang mengubah energi yang tersimpan dalam lemak dan gula darah (glukosa) menjadi gerakan dan panas.

Struktur otot
            Otot tersusun atas berkas-berkas sel panjang (miofiber). Setiap miofiber mengandung ribuan serat-serat yang lebih halus (miofibril). Seuntas miofibril tersusun atas filamen-filamen yang terbuat dari dua macam protein yaitu aktin dan myosin yang saling tumpang tindih. Miosin berbentuk filamen yang lebih tebal dari aktin.

Berdasarkan struktur selnya otot dibedakan menjadi :
A.    Otot polos
·         Memiliki bentuk sel otot seperti gelendong dengan kedua ujung meruncing.
·         Memiliki satu buah inti sel yang terletak ditengah sel otot.
·         Mempunyai permukaan sel otot yang polos dan halus/licin.
·         Pergerakan sel otot ini diluar kehendak/tanpa disadari dengan sifat pergerakan lambat dan teratur. Sehingga demikian tidak memungkinkan cepat lelah pada sel otot.
·         Ditemukan pada dinding pembuluh darah,pembuluh limfe,pada dinding saluran cerna,trakea,bronki,pada iris dan pada otot tak sadar dalam kulit.
B.     Otot lurik
·         Memiliki bentuk sel yang panjang seperti serabut/benang/filament.
·         Memiliki banyak inti sel yang terletak ditepi.
·         Memiliki permukaan yang tampak bergaris – garis gelap dan terang yang melintang pada struktur selnya. Hal ini diakrenakan adanya miofibril yang tidak seragam/tidak sama tebalnya pada permukaan sel otot.
·         Pergerakan sel otot ini sesuai dengan kehendak/diperintah oleh otak. Sehingga sifat pergerakannya cepat adan tidak teratur serta mudah lelah.
·         Sel otot ini hanya dijumpai dirangka karena melekat ditulang pergerakan.
·         Memiliki bagian terang (aktin) dan bagian gelap (myosin)
C.     Otot jantung
·         Memiliki bentuk sel yang memanjang seperti serabut atau filament yang bercabang. Percabangan sel otot jantung disebut dengan sinsitium.
·         Memiliki banyak inti sel yang terletak ditepi agak ketengah.
·         Pergerakan del otot ini tanpa disadari .
·         Sel otot ini hanya dijumpai pada otot jantung.

 Berdasarkan cara kerjanya dibedakan menjadi :
1)      Otot sinergis
Yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya saling mendukung/bekerja sama/menimbulkan gerakan yang searah.
Contoh : seluruh otot pronator yang mengatur pergerakan telapak tangan untuk menelungkup.
2)      Otot antagonis
Yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya saling berlawanan/bertolak belakang/tidak searah.
Macam-macamnya :
·         Otot ekstensor (meluruskan) dengan fleksor (membengkokan)
·         Otot abductor (menjauhi sumbu badan) dan adductor (mendekati sumbu badan)
·         Otot supinator (menengadah) dengan pronator (menelungkup)
·         Otot dperessor (gerakan kebawah) dengan elevator (gerakan keatas)
Berdasarkan perlekatannya dibedakan menjadi :
1.      Origo
Yaitu bagian ujung otot yang melekat pada tulang dengan pergerakan yang tetap/stabil pada saat kontraksi.
2.      Insersio
Yaitu bagian ujung otot yang melekat pada tulang dengan pergerakan yang berubah posisi pada saat kontraksi.



Bagan atau skema mekanisme cara kerja otot :
1.      Kontraksi
Impuls à sel otot à ujung saraf  à asetilkolin à sel  otot à membebaskan ion Ca 2+ protein aktin + myosin à aktomiosin à serabut otot memendek à kontraksi.
2.      Relaksasi
Impuls à plasma sel otot à menyerap Ca 2+ aktomiosin à aktin + myosin à serabut otot memanjang à relaksasi.


2.6        KELAINAN PADA TULANG DAN OTOT

Penyebab kelainan :
·         Genetis
·         Kuman penyakit
·         Kelainan susunan tulang dan sendi
·         Kebiasaan sikap duduk yang salah
·         Kebiasaan aktivitas kerja yang berlebihan
·         Kurang gizi
·         Kecelakaan

Macam – macam kelainan pada tulang :
*      Fraktura / patah tulang
·         Fraktura tertutup
Patah tulang yang tidak sampai merobek kulit atau otot
·         Fraktura terbuka
Patah tulang yang merobek atau menembus kulit atau otot
*      Osteoporosis
Kelainan pada tulang yang disebabkan karena pengeroposan tulang
*      Fisura / retak tulang
*      Lordosis
Kelainan tulang karena sikap duduk sehingga tulang belakang melengkung pada daerah lumbalis, mengakibatkan posisi kepala tertarik kebelakang.

*      Skoliosis
Kelainan tulang karena sikap duduk sehingga tulang belakang melengkung kearah lateral. Badan bengkok membentuk huruf S.
*      Kifosis
Kelainan tulang karena sikap duduk sehingga tulang belakang terlalu membengkok kebelakang.
Macam – macam kelainan pada otot :
*      Hipertrofi
Kelainan otot yang membesar dan menjadi lebih kuat karena sel otot diberikan kegiatan/aktivitas yang terus menerus secara berlebihan.
*      Atrofi
Kelainan otot yang mengecil,lemah,fungsi otot yang menurun. Disebabkan karena adanya penyakit polimielitis yang dapat merusak sel saraf pada otot.
*      Stiff / kaku leher
Kelainan otot karena adanya peradangan otot trapesius leher akibat gerakan yang menghentak secara tiba – tiba atau salah gerak.
*      Tetanus
Kelainan otot yang disebabkan adanya infeksi bakteri clostridium tetani sehinnga menyebabkan otot menjadi kejang-kejang.
*      Dll














BAB III
PENUTUP
3.1      KESIMPULAN
Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Mahkluk hidup akan bergerak apabila ada impuls atau rangsangan yang mengenai sebagian atau seluruh bagian tubuhnya. Alat-alat gerak yang digunakan pada manusia ada 2 macam yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Kedua alat gerak ini akan bekerja sama dalam melakukan pergerakan sehingga membentuk suatu sistem yang disebut sistem gerak.
Sistem gerak pada manusia terdapat :
*      Rangka
adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi beberapa organ lunak.
            Macam-macam rangka :
·         Rangka axial
·         Ramgka apendikuller
Bagian-bagian rangka :
·         Bagian kepala
·         Bagian badan
·         Bagian anggota gerak atas dan bawah
*      Tulang
1.      Dibedakan berdasarkan jaringan penyusunnya dan sifat – sifat fisik :
·         Tulang rawan/cartilago
o   Cartilago hialin
o   Cartilago fibrosa/serabut
o   Cartilago elastin/elastic
·         Tulang keras
Terbentuk melalui proses osifikasi dan kalsifikasi
2.      Pembagian tulang berdasarkan bentuk :
§  Tulang pipa/panjang
§  Tulang pipih
§  Tulang pendek
3.      Pembagian tulang berdasarkan matriks :
Ø  Tulang kompak/padat
Ø  Tulang spons/bunga karang
*      Sendi
Struktur khusus yang terdapat pada artikulasi yang dapat memungkinkan untuk pergerakan.
Macam-macam persendian :
v  Sendi mati
v  Sendi kaku
v  Sendi hidup
Macam-macam sendi :
v  Sendi engsel
v  Sendi peluru
v  Sendi pelana
v  Sendi putar
v  Sendi geser
v  Sendi luncur
v  Sendi gulung
v  Sendi ovoid
*      Otot
Berdasarkan struktur selnya :
§  Otot lurik
§  Otot polos
§  Otot jantung
Berdasarkan cara kerja :
§  Otot sinergis
§  Otot antagonis
Berdasarkan pelekatannya :
§  Origo
§  insersio
*      Kelainan pada tulang dan otot
Pada tulang :
o   Osteoporosis
o   Patah tulang
o   Retak tulang
o   Lordosis
o   Skoliosis
o   Kifosis
Pada otot :
o   Hipertrofi
o   Atrofi
o   Stiff
o   Tetanus



3.2      SARAN
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Dalam penulisan ini kami sadari masih banyak kekurangan. saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah kami ini.














DAFTAR PUSTAKA

http://zaifbio.wordpress.com/2010/04/29/sistem-gerak-manusia/ diunduh pada tanggal 5 april 2014 pukul 09.27
diunduh pada tanggal 5 april 2014 pukul 09.58

http://tobi-tobita.blogspot.com/p/materi.html diunduh pada tanggal 5 april 2014 pukul 10.17